Wednesday, November 27, 2013

Kerajinan Eceng Gondok: Menyulap Hama Menjadi Penghasilan Utama



Dulu, eceng gondok dianggap sebagai hama yang mengotori sungai, karena tumbuhan ini memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi dan dengan mudah menyebar melalui saluran air. Namun dengan sentuhan kreatif, tanaman apung yang satu ini ternyata bisa dijadikan kerajinan yang cukup potensial dari segi ekonomi, bahkan telah menembus pasar ekspor.

Menurut Wikipedia , eceng gondok atau enceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air yang mengapung. Di beberapa daerah di Indonesia, tanaman ini mempunyai nama lain, seperti kelipuk yang dikenal di Palembang, kinggak di Lampung, ilung-ilung di Dayak, serta di Manado dikenal dengan nama tumpe.



Kerajinan yang terbuat dari bahan dasar eceng gondok pun ada beragam, antara lain berupa hiasan dinding, sandal, taplak meja, bantal kursi, tas , dompet, dan banyak lagi. Jika sudah berbentuk barang kerajinan, nilai minus eceng gondok sebagai tanaman hama pun sirna.




Harga barang kerajinan yang terbuat dari eceng gondok biasanya cukup terjangkau, berkisar antara dua puluh ribu sampai dua ratus ribu rupiah, tergantung dari model dan jenis bendanya. Istri saya termasuk salah satu penggemar barang-barang kerajinan eceng gondok, selain modelnya yang beragam, sentuhan tradisional dari kerajinan ini pun cukup kental.



Ada pun seorang warga Kelurahan Klego, Pekalogan, Jawa Tengah bernama Abdul Jalal  yang mulai menekuni kerajinan eceng gondok sejak 5 tahun lalu. Kreativitasnya muncul saat dia melihat hamparan tanaman eceng gondok di sebuah sungai dekat kediamannya. Dari situ timbul keinginan untuk membuat manfaat dari tanaman eceng gondok yang dipungutnya dari sungai. Tidak disangka, buah kreativitasnya diminati banyak orang.

Sampai saat ini, usaha kerajinan eceng gondok Abdul Jalal masih berjalan dan tidak hanya dipasarkan di dalam negeri saja, tapi juga sudah merambah ke pasar ekspor di Eropa dan Timur Tengah, seperti Amerika, Australia, Inggris, Belgia, Arab Saudi. Sungguh suatu pencapaian yang membanggakan.

Abdul Jalal mengakui, awalnya dia membuat kerajinan eceng gondok itu belajar dari orang lain, hingga kemudian dia belajar dan mencoba mandiri. Sekarang pun dia tidak lagi perlu memungut eceng gondok sendiri, melainkan menerima pasokan dari para pencari eceng gondok dari Pekalongan dan sekitarnya.

Cara membuat kerajinan dari eceng gondok ini terbilang sederhana . Ada pun caranya sebagai berikut:

1.      Pengumpulan
Aktivitas ini merupakan tantangan bagi pengrajin eceng gondok, maka tak heran jika biasanya mereka menerima pasokan dari para pencari eceng gondok. Pengumpulan eceng gondok ini sebenarnya merupakan pekerjaan mulia karena selain membersihkan sungai, juga sekaligus mencegah banjir yang mungkin datang akibat penumpukan sungai dari tanaman ini.



2.      Pencucian
Setelah terkumpul dalam jumlah besar, eceng gondok kemudian dicuci supaya bersih untuk menghilangkan bau yang tidak sedap. Caranya cukup disemprot dengan air bersih dan kotorannya dirontokkan dengan cara dibanting-banting. Pencucian bisa dilakukan di lokasi pengumpulan eceng gondok supaya tidak mengotori angkutan yang akan membawanya ke tempat produksi kerajinan.



3.      Pemilahan
Begitu sampai di lokasi pengrajin, eceng gondok mulai dipilah-pilah untuk mengklasifikasikan bahan yang akan digunakan untuk kerajinan. Caranya dengan memotong menggunakan gunting kain yang kuat atau pisau, karena tingkat kekerasan eceng gondok membuatnya susah untuk dipatahkan dengan tangan.



4.      Pengeringan
Eceng gondok kemudian dijemur hingga kering. Pada musim hujan, proses pengeringan bisa berjalan sangat lama dan sulit. Di beberapa industri kecil, pengeringan dilakukan dengan cara diasap atau diletakkan dalam ruang pengering, tetapi cara ini kurang efektif dibanding dengan proses pengeringan alami karena kualitas eceng gondok akan menurun.



5.      Penganyaman
Eceng gondok yang berupa daun biasanya dikeringkan sampai benar-benar hilang kadar airnya, sementara yang berupa batang biasanya dianyam dulu setelah kering sebelum digunakan sebagai bahan pembuat kerajinan. Penganyaman ini bisa berbentuk lilitan kecil maupun anyaman sedang.



6.      Pembuatan Pola
Sebelum memotong dan membentuk anyaman yang telah dibuat, terlebih dahulu dibuat pola untuk barang kerajinan pada kertas koran atau cukup digambar di atas kertas.

7.      Finishing
Pada proses ini, kerajinan diwarnai dengan cat minyak atau pernis, atau bisa juga dilukis dengan berbagai macam corak sesuai keinginan.

Demikian pembahasan mengenai kerajinan eceng gondok. Barangkali ada yang berminat untuk memulai bisnis kerajinan ini, silakan dicoba, dan semoga berhasil.

No comments:

Post a Comment